Buatkalian yang ingin kuliah di Australia, institusi ini bisa menjadi reffrensi bagus buat kamu, kelebihannya: 1. Biaya pendidikan yang terjangkau dengan metode pembelajaran high quality, 2. Bisa kuliah sambil kerja part time, 3. Kerja part time akan dibantu carikan oleh pihak sekolah dengan kisaran gaji: $14,25/ jam, 4. TBSRecruitment Indonesia terpercaya menjadi penyalur tenaga kerja dari Indonesia ke Jepang. Konsultan ketenagakerjaan yang menjembatani & mengayomi tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di Jepang. Belajar sambil bekerja di Jepang juga bisa. SekolahKuliner Sambil Kerja di Australia. Silakan Untuk Dishare! Mau sekolah kuliner sambil bekerja di Australia? Dengan semakin populernya acara memasak di TV dan media-media lain, semakin banyak juga orang menjadi tenar dari skill kulinarinya. Hal ini banyak menginspirasi generasi muda untuk mendalami dan mengembangkan hobi memasak mereka. Sepertiyang kamu lihat, berlibur sambil bekerja di Australia selama satu tahun itu mungkin dilakukan tanpa perlu mengeluarkan banyak uang. Pada postingan berikutnya, saya akan membahas lebih detail mengenai persyaratan dan cara pendaftaran, serba-serbi bekerja di Australia, biaya hidup, serta pengalaman saya selama menjalani kehidupan Work and Holiday Visa Australia. Langkahpertama adalah mengajukan permohonan visa liburan sambil kerja. Visa yang valid diperlukan untuk datang dan tinggal di Australia. Warga negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Spanyol, dan Amerika Serikat harus mengajukan permohonan Visa Kerja dan Liburan (subkelas 462). Sumber Freepik. Di Australia, negara memperbolehkan mu untuk kuliah sambil bekerja! Eits.. tapi tentu saja dengan ketentuan dan batasan. Pelajar internasional diperbolehkan untuk bekerja part-time selama 40 jam per 2 minggu selama masa kuliah. Besaran gaji yang didapatkan selama kerja sambilan bisa mencapai sekitar AUD 10 - AUD 20 per jam. . Jakarta - Erick Octavian berkuliah di Advanced Diploma of IT di Australian College of Business Intellegence di Sydney, Australia. Mahasiswa asal Indonesia ini membiayai pendidikannya selama di Australia dari hasil kerja sambil menuturkan, sesi kuliahnya hanya makan 2-3 hari dalam seminggu. Sisa waktu sepanjang minggu kemudian ia gunakan untuk bekerja. Hasilnya digunakan untuk membiayai kuliah serta kehidupan sehari-hari bersama istri dan buah mahasiswa pada umumnya, Erick semula lulusan dari SMA pada 2008 di SMA Negeri 63 Jakarta. Ia pun sempat kuliah di kelas karyawan pada dua perguruan tinggi di Jakarta Selatan. Namun, karena belum bisa membagi waktu kuliah sambil kerja, pendidikannya saat itu tidak ia Erick memantapkan diri merantau ke Sydney pada 2016. Di sana, ia mengambil kursus Bahasa Inggris kelas intensive di Kaplan International College selama 6 bulan, lalu pendidikan Certificate IV in Web-based technologies & Diploma of Web Development di Nortwest College Sydney. Keduanya rampung pada membiayai pendidikannya, Erick menjalani berbagai profesi yang belum pernah dilakukannya di Australia. Sebelum pandemi COVID-19, contohnya, ia bekerja di salah satu website agency di Sydney selama 2 tahun."Saya mulai bekerja di restoran cepat saji membuat burger, bekerja mencuci piring, memasak, waiter membuat roti dan pastry, housekeeping di hotel, barista, cafe supervisor, web designer, berjualan baju musim panas di pasar kaget Sydney, dan waterproofer," tutur penulis buku Sekolah Sambil Bekerja di Australia ini pada detikEdu."Masing-masing pekerjaan yang saya sebutkan tersebut mempunyai tantangan yang membuat saya semakin menyadari bahwa kita pasti bisa mempelajari hal baru karena pressure untuk bisa survive di negeri orang sangat luar biasa," ini, Erick bekerja paruh waktu part time sebagai waterproofer selama 20 jam setiap minggu dan bekerja waktu penuh full time selama libur pendidikan Advanced Diploma of IT yang direncanakan rampung Agustus 2023 mendatang, ia berencana lanjut kuliah S1 di bidang cyber security di salah satu universitas bagaimana kiat lancar dan tekun kuliah sambil kerja ala Erick Octavian? Simak beberapa tips Tetapkan Niat dan MotivasiErick menuturkan, ia sendiri memilih Australia sebagai destinasi studi karena lokasi yang dekat dari Indonesia, sistem penggajian kerap setiap minggu, dan kesempatan kerja yang baik baik setelah maupun sebelum memetakan niat atau motivasi untuk kuliah di Australia sebagai berikut• Mendapatkan kualitas pendidikan baik yang mampu bersaing dengan lulusan dalam negeri sekembalinya ke Indonesia.• Lingkungan belajar internasional yang memberikan kesempatan sebagai mahasiswa untuk belajar dari teman-teman yang berbeda budaya dan belajar tentang budaya mereka.• Mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik karena Australia memiliki perekonomian yang kuat.• Mendapatkan life-balance antara bekerja dan kuliah di Australia dengan adanya pantai, gunung, hutan yang indah, serta bebas polusi, dan kemacetan.• Mengembangkan keterampilan bahasa Inggris sebagai bahasa utama yang dapat bermanfaat dalam karier di masa depan.• Mendapat kesempatan berkoneksi dengan orang atau organisasi di Australia yang dapat membantu dalam pengembangan Persiapan Teknis Mencari Kerja di Australia• Membuat CV yang menarik dan surat lamaran yang menyampaikan kualifikasi serta pengalaman kerja yang sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang dilamar.• Menyiapkan dokumen-dokumen seperti paspor, visa, sertifikat keahlian, transkrip nilai, hingga sertifikat kelulusan• Mencari informasi tentang perusahaan yang dilamar dan industri yang relevan, termasuk gaji rata-rata dan kondisi kerja di Australia.• Mencari koneksi dengan orang di Australia yang mungkin dapat membantu dalam proses pencarian kerja.• Memahami kultur budaya kerja di Australia agar dapat menyesuaikan diri dengan budaya kerja di Persiapan Nonteknis Mencari Kerja di Australia• Mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi tantangan yang mungkin ditemui dalam proses pencarian kerja dan selama tinggal di Australia.• Membuat rencana yang jelas dan realistis tentang tujuan karier dan jangka waktu yang diinginkan dalam bekerja di Australia.• Menyiapkan diri secara finansial untuk menghadapi biaya yang mungkin dikeluarkan dalam proses pencarian kerja dan biaya hidup selama tinggal di Australia.• Menyiapkan kemampuan berbahasa dengan belajar bahasa Inggris, baik formal maupun informal.• Mempersiapkan kesehatan dan dokumen terkait, dengan periksa kesehatan secara rutin dan mempersiapkan asuransi kesehatan OSHC di Membagi Waktu Kuliah Sambil Kerja• Buat rencana yang jelas dengan menentukan waktu yang akan digunakan untuk belajar, bekerja, dan beristirahat.• Tentukan prioritas dan fokus pada tugas yang paling penting seperti deadline tugas dan ujian yang harus dikerjakan.• Sesuaikan waktu kerja dan jadwal kuliah, atau mencari kerja yang cocok dengan jadwal kuliah seperti kerja paruh waktu atau shift malam.• Manfaatkan teknologi untuk mengunduh aplikasi schedule untuk membantu mengelola jadwal rutin.• Jika dibutuhkan, mintalah bantuan dari dosen, konselor kampus, rekan kerja atau atasan jika ada jadwal ujian/tugas kuliah yang harus diselesaikan di kampus.• Jaga kesehatan fisik dan mental dengan cukup tidur, makan sehat dan menambahkan, dengan fasilitas publik di Sydney yang relatif lebih baik, tidak ada alasan untuk tidak detikers, berminat kuliah sambil kerja? Selamat menyiapkan diri, ya! Simak Video "Kurma Episode 26 Anjuran Mudik di Hari Raya Menurut Islam" [GambasVideo 20detik] twu/nwy Studi sambil bekerja paruh waktu part-time selama kuliah di Australia sudah menjadi hal yang umum. Hal ini menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa, bukan hanya untuk mendapatkan tambahan uang saku, tetapi juga pengalaman yang dapat membentuk sikap dan perilaku yang benar sebagai profesional. Namun bagaimana peluang bekerja di Australia setelah selesai studi? Tinggal di Australia untuk memulai karir setelah studi adalah prospek yang terlalu bagus untuk dilewatkan. Apa yang harus dilakukan setelah lulus kuliah di Australia? Walaupun perubahan sistem visa terbaru membuat proses mendapatkan visa pasca kuliah menjadi lebih rumit, akan tetapi masih banyak pilihan untukmu untuk dapat tetap tinggal di Australia setelah selesai studi. Pekerjaan di Australia Setelah studi Australia adalah pusat peluang bagi lulusan baru di bidang ilmu komputer, TI, layanan Pendidikan, Ilmu Bumi, dll. Sesuai survei yang dilakukan terhadap siswa internasional yang lulus dari Universitas Australia, telah ditarik bahwa 71% -79% dari lulusan memiliki pekerjaan penuh waktu. Setelah menyelesaikan kursus VET, 70% pemegang diploma / sertifikat dipekerjakan di bidangnya masing-masing. Rata-rata gelar sarjana dapat menghasilkan antara $ 30,180 - $ Gaji rata-rata adalah perkiraan, dapat bervariasi sesuai bidang operasi dan profil pekerjaan. Industri Teratas yang Merekrut Siswa Internasional di Australia Pekerjaan untuk siswa internasional di Australia sebagian besar tercakup dalam bidang berikut Pendidikan dan Pelatihan Keuangan dan Asuransi Perawatan Kesehatan dan Bantuan Sosial Jasa Ilmiah dan Teknis Profesional Media dan Telekomunikasi Visa Kerja Australia Tanpa visa, impian diatas tidak akan terlaksana. Ada juga amandemen yang dibuat untuk visa sementara pasca-studi pascasarjana. Mulai November 2019, siswa yang telah belajar dan lulus di institusi regional, serta mereka yang telah bekerja secara regional selama visa pasca-studi pertama mereka, akan memiliki satu tahun tambahan untuk tinggal dan bekerja di Australia. Ini berarti bahwa mereka yang memiliki gelar sarjana akan diperpanjang masa tinggalnya menjadi tiga tahun, sedangkan lulusan PhD akan diizinkan untuk tinggal selama lima tahun. Penting untuk diperhatikan bahwa perpanjangan visa bergantung pada tinggal di wilayah regional negara untuk bekerja dan tinggal. Ini perlu setidaknya dua tahun setelah lulus. Wilayah regional didefinisikan sebagai mana saja di negara yang tidak dipandang sebagai lokasi metropolitan utama. Ini membuat Sydney, Melbourne, Brisbane, Gold Coast dan Perth dikecualikan. Visa baru tersedia mulai November 2019 dan pemegang visa saat ini tidak perlu khawatir, karena status mereka tidak terpengaruh oleh perubahan tersebut. Ini juga berlaku untuk penduduk tetap dan mereka yang memiliki visa permanen. Mereka yang memiliki visa pascasarjana sementara dapat mengajukan aplikasi untuk program baru jika persyaratannya terpenuhi. Kelompok lulusan pertama yang dapat memanfaatkan visa baru adalah lulusan angkatan 2021. Namun, program baru ini tidak secara mendasar mengubah peraturan yang berlaku terkait dengan visa pelajar dan persyaratan untuk proses aplikasi. Namun, mereka memang merupakan kesempatan yang baik untuk mengeksplorasi hidup dan bekerja di Australia setelah lulus. Pilihan Visa Kerja Australia Di bawah ini adalah beberapa visa paling populer untuk siswa internasional yang beralih ke dunia kerja Australia 485 Lulusan Terampil Visa kerja yang paling umum untuk mantan pelajar internasional di Australia adalah visa 485 Skilled Graduate. Visa sementara ini berlaku minimal 18 bulan ke atas selama 4 tahun, dan terbuka untuk siapa saja yang telah menyelesaikan minimal 2 tahun studi di Australia. Visa Kerja Pasca-Studi ini berlaku untuk pekerjaan penuh waktu bagi mantan siswa. Sponsor Perusahaan Visa ini bergantung pada bisnis Australia yang beroperasi secara sah atau bisnis luar negeri dengan entitas Australia. Sebuah perusahaan yang mencari rangkaian keterampilan tertentu dapat mensponsori seseorang untuk bekerja untuk mereka. Disarankan untuk mulai mencari perusahaan yang bersedia mensponsori Anda setidaknya 3-6 bulan sebelumnya, karena dokumennya bisa sangat menakutkan dan sulit untuk diproses. Visa Liburan Kerja - Subclass 417 atau 462 Visa ini biasanya lebih populer di kalangan backpacker daripada kelompok pasca sarjana; namun, ini tetap menjadi pilihan yang perlu diingat jika Anda mencari pekerjaan setelah lulus di Australia. Pilihan pertama adalah subclass 417 visa liburan kerja. Jika Anda adalah warga negara Belgia, Kanada, Republik Siprus, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Hong Kong, Republik Irlandia, Italia, Jepang, Republik Korea, Malta, Belanda, Norwegia, Swedia, Taiwan atau Inggris Raya dan dalam rentang usia 18-30 tahun Anda berhak mendapatkan visa ini. Ini mengizinkan individu untuk bekerja hingga 12 bulan di Australia, dengan tambahan bahwa Anda hanya dapat bekerja di sebuah perusahaan untuk maksimal 6 bulan. Untuk warga negara Chili, Indonesia, Iran, Malaysia, Thailand, Turki, atau Amerika Serikat, Anda dapat mengajukan visa subclass 462. Baik subclass 417 dan 462 tidak membatasi jumlah masuk dan keluar yang Anda miliki, jadi silahkan berlibur di Selandia Baru atau kunjungi keluarga Anda untuk ulang tahun Anda! Penting untuk diperhatikan bahwa kamu harus mengajukan visa ini dari luar Australia, bukan dari dalam, jadi jika ini adalah rencanamu, pastikan untuk mempertimbangkan kunjungan ke tempat lain untuk mengurus visa. Baca juga MENGAPA MEMILIH KULIAH DI AUSTRALIA - 4 ALASAN Prospek Pasca-Studi Di Inggris, Kanada, Australia dan AS Walau gaji di Australia termasuk tinggi jika dibandingkan dengan negara lain, pendapatan dari bekerja sambilan sebagai seorang mahasiswa tetap saja tidak dapat menutupi semua biaya hidup disana. Di Australia, mahasiswa internasional diijinkan untuk bekerja sambilan, ataupun magang di bidang yang relevan dengan bidang studi mereka, dengan tujuan supaya mereka dapat berbaur dengan warga Australia dan lainnya dengan lebih baik. Dapatkah saya bekerja sambil kuliah di Australia? Ya, selama ketentuan visa mengijinkan. Visa pelajar yang diterima tergantung oleh jenis program kuliah. Akan tetapi, untuk kebanyakan kasus, semua visa pelajar mengijinkan mahasiswa internasional untuk bekerja, jika tidak tertulis ada pengecualian. Pada umumnya, mahasiswa internasional diijinkan untuk bekerja hingga 40 jam per dua minggu semasa perkuliahan berjalan, dan dapat bekerja tanpa batas pada masa liburan. Perlu diingat, untuk dapat terus bekerja sambilan, mahasiswa wajib mempertahankan nilai yang bagus di universitas. Jika ternyata nilai akademis tidak memenuhi syarat, maka mahasiswa internasional tidak akan diijinkan untuk bekerja sambilan. Jenis Visa untuk Bekerja dan Kuliah di Australia Higher Education Sector Visa Subclass 573 Ini adalah jenis visa yang diperlukan untuk dapat berkuliah di Australia untuk mengambil progam gelar Bachelor, Associate Degree, Graduate Certificate atau Diploma, Higher Education Diploma atau Masters by coursework Master jalur pembelajaran. Dengan memiliki visa ini, mahasiswa internasional diijinkan untuk bekerja hingga 40 jam per dua minggu semasa perkuliahan berjalan, dan dapat bekerja tanpa batas pada masa liburan. Jika pekerjaan Anda merupakan bagian dari program kuliah, maka tidak dimasukkan dalam batas jam kerja yang disebutkan diatas. Postgraduate Research Sector Visa Subclass 574 Mahasiswa yang mendaftar untuk program Master, atau Doktorat jalur penelitian perlu memiliki visa ini. Dengan visa ini, mahasiswa internasional dapat bekerja tanpa batas. Jika menggambil program Pre-Masters sebelum mengikuti perkuliahan Master, maka batas jam kerja mahasiswa internasional adalah 40 jam per 2 minggu, dan dapat bekerja tanpa batas begitu program pre-Master selesai, dan perkuliahan Master dimulai. Persyaratan untuk Dapat Bekerja di Australia Batas 40 jam kerja Mahasiswa internasional harus mematuhi batas 40 jam kerja. Jika pekerjaan yang dijalankan adalah pekerjaan yang menguntungkan komunitas, maka jam kerja tersebut tidak diperhitungkan dalam batas 40 jam kerja. Akan tetapi, jika pekerjaan yang diambil adalah jenis magang, atau penempatan kerja, walaupun tidak berbayar, tetap akan dihitung dalam batas 40 jam kerja. Tax File Number Untuk bekerja di Australia, mahasiswa internasional perlu mendapatkan Tax File Number terlebih dahulu. TFN adalah nomor referensi yang digunakan pemerintah Australia untuk mencatat pekerjaan seseorang dan menentukan pajak yang perlu dibayarkan per tahun. Nomor TFN ini juga dibutuhkan untuk dapat diterima bekerja. Setiap orang hanya akan diberikan satu TFN. Jika terdapat perubahan data identifikasi, atau jika TFN hilang, tidak perlu mendaftar ulang, tetapi dapat mendaftar untuk TFN online visa di Australian Government Taxation Office website. Hak Kerja Sebagai mahasiswa internasional perlu mengetahui hak kerja dan upah minimum, supaya dapat menuntut dan melapor ke pihak berwajib jika menerima perlakuan tidak adil di tempat kerja. Mahasiswa internasional juga berhak mendapatkan jam istirahat dan libur sesuai dengan yang ditetapkan, dan bekerja di lingkungan kerja yang aman. Jenis Pekerjaan yang Dapat Dilakukan Salah satu sisi baik dari Australia dibandingkan dengan Negara lain adalah, mahasiswa internasional dapat bekerja di hampir semua bidang. Jenis pekerjaan berbeda-beda, biasanya mahasiswa memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi atau dapat menambah nilai plus untuk kualifikasi mereka. Misalnya, mahasiswa pascasarjana mengisi posisi junior atau training di bidang yang relevan dengan bidang kuliah; mahasiswa penelitian bekerja sebagai asisten, atau peneliti di universitas ataupun di lembaga lain yang memberikan lowongan. Berikut ini adalah beberapa bidang kerja yang dapat dipertimbangkan Jasa Industri perhotelan dan pariwisata memiliki perkembangan yang sangat bagus, sehingga sangat banyak lowongan kerja dalam bidang ini. Industri ini juga membuka banyak lowongan kerja bagi mahasiswa internasional. Waktu kerja dibagi berdasarkan shift. Sehingga mahasiswa dapat memilih waktu kerja yang sesuai dengan jadwal kuliah mereka. Upah minimum berbeda tergantung umur. Informasi lebih jelas mengenai upah minimum dapat dibaca di situs Australian Fair Work Commission. Kerja dalam kampus Kampus juga menyediakan banyak lowongan kerja bagi mahasiswa seperti asistan lab, asisten penelitian, asisten teknis computer, bekerja di perpustakaan, kantin, atau bahkan staf di universitas. Biasanya lowongan pekerjaan akan diumumkan di papan pengumuman career centre’. Pekerjaan yang diumumkan di career centre cukup banyak, misalnya pekerjaan di perusahaan atau organisasi mitra universitas dan lain-lain. Pekerjaan sukarela Mahasiswa internasional diijinkan untuk magang, mencari pengalaman kerja, dan bekerja sukarela. Pekerjaan sukarela tidak berarti pekerjaan sosial. Banyak perusahaan yang menawarkan posisi kerja sukarela tidak berbayar bagi mahasiswa. Walau tidak menerima bayaran, tidak berarti rugi, karena mahasiswa internasional akan mendapatkan pengalaman kerja, kesempatan menerapkan teori dalam praktek, mengenal lingkungan dan budaya kerja Australia, berkesempatan untuk membangun koneksi, serta menambah nilai plus untuk CV nantinya. Tidak jarang mahasiswa internasional yang ditawarkan pekerjaan tetap begitu lulus oleh perusahaan tempat mereka magang atau bekerja sukarela. Cara Mencari Kerja Tempat terdekat untuk mencari kerja adalah career centre’ di kampus. Hampir semua universitas memiliki career centre. Mereka akan mengumumkan lowongan kerja, baik pekerjaan dalam kampus dan luar kampus. Selain career centre juga dapat mencari secara online di situs-situs seperti dan Australian JobSearch. memberikan informasi lowongan kerja bagi mahasiswa Media, Musik dan Seni. The Loop adalah online network dimana para professional kreatif, mahasiswa dan perusahaan membuat profil, mengunggah portofolio dan mengumumkan atau mencari lowongan kerja. Surat kabar juga merupakan salah satu sumber untuk mencari pekerjaan, atau dapat berkeliling dan memperhatikan restoran, toko, kafe atau tempat lainnya yang menuliskan pengumuman mencari karyawan’. Sebelum mencari kerja, siapkanlah CV dan TFN serta nomor hp Australia yang bisa dihubungi. Tertarik untuk kuliah di Australia? Segera cari program kuliah di Australia sekarang juga dengan Hotcourses Indonesia! Baca juga Aplikasi Visa Pelajar Australia Prospek Kerja dan Gaji Awal di Australia Mengapa Kuliah di Australia? Suka Duka Kuliah di Sydney - Kisah Mahasiswa Indonesia 10 Universitas Dengan Jurusan Bisnis Terbaik di Australia Berbeda dengan di Indonesia, bekerja sambil kuliah adalah hal yang wajar di temui di Australia. Hal ini karena biaya hidup di Australia yang relative mahal sehingga kamu harus bekerja untuk bisa men-cover biaya tersebut. Kerja part time juga sangat di sarankan untuk mengisi waktu libur kuliah di Australia terutama pada saat liburan musim panas selama 3 bulan. Dengan kerja part time di Australia, kamu bisa menambah pundi-pundi tabungan yang bisa kamu gunakan menambah uang jajan sehari-hari, menambah pengalaman kerja, atau bisa juga menambah tabungan untuk investasi dan traveling. Kalau kamu bingung harus melakukan pekerjaan apa selama di luar negeri, kamu bisa simak beberapa referensinya berikut! Psst.. hampir semua kerja part time di bawah ini sudah aku cobain lho! Kerja di Australia Apa Saja? 1. Housekeeping Pekerjaan pertama yang bisa kamu coba adalah housekeeping, dari istilahnya saja kamu pasti sudah tahu kalau tugasnya adalah membersihkan kamar hotel. Tantangan menjadi houskeeping adalah kita hanya diberi waktu singkat untuk membersihkan kamar yang akan ditempati, misalnya satu kamar kecil diberi waktu 15 menit. Kalau kamu membersihkan kamar lebih dari waktu yang ditentukan, kamu tidak akan diberi gaji. Jadi, kalau kamu pandai bersih-bersih dan cekatan, kamu bisa pilih pekerjaan yang satu ini. Awal waktu aku kerja housekeeping, rasanya 1 jam satu kamar pun tidak selesai, hadeh.. Tapi lama kelamaan bisa bersihkan kamar sesuai target. 2. Bartender Kalau kamu suka atmosfer di bar, kamu juga bisa bekerja paruh waktu sebagai bartender. Meski terlihat mudah, untuk menjadi seorang bartender, kamu harus menjalani pelatihan terlebih dahulu untuk mendapatkan sertifikat yakni Responsible Service of Alcohol RSA. Sertifikat ini membuktikan bahwa kamu dapat mengidentifikasi tingkat kemabukan seseorang, karena seperti yang kita ketahui, seorang bartender tidak boleh menuangkan minuman lagi pada seseorang yang sudah mabuk berat. Tertarik untuk mencoba? Kerjaam sampingan jadi bartender di Australia 3. Mystery Shopper Pekerjaan yang satu ini cukup mudah dan juga menarik untuk dilakukan. Apa itu Mystery Shopper? Seperti judulnya, kita akan menjadi pengamat atau surveyor yang menilai kualitas suatu toko. Caranya, kamu akan disuruh untuk berpura-pura menjadi konsumen di suatu toko untuk mengecek kualitas produknya, kebersihan, kenyamanan dan berkomunikasi dengan pelayan maupun pekerja di toko terseut untuk mengetahui seberapa besar mereka memahami toko dan produk yang dijual. Pura-pura mau beli barang elektronik ceritanya 🙂 4. Waitres Restoran Kalau kamu punya minat di bidang kuliner, kamu bisa coba bekerja paruh waktu di restoran dengan menjadi koki, pelayan maupun tukang bersih-bersih alias cleaning service. Selain mendapatkan gaji dan pengalaman bekerja di restoran, kadang kamu juga bisa mendapatkan makan gratis ketika sedang break. Lumayan kan kalau kamu bisa menghemat biaya makan siang atau makan malam dan bisa menikmati hidangan restoran secara gratis? 5. Guru Bahasa Indonesia Pekerjaan part time yang satu ini biasanya juga merupakan bagian dari program volunteer atau sukarela yang diadakan oleh Kedubes Indonesia di luar negeri. Kamu bisa mengikuti program ini jika tertarik mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah umum. Meski judulnya volunteer, biasanya kamu juga akan tetap mendapat upah dari sekolah atau tempat kamu mengajar. Pengalamanku pribadi, aku di tempat kan di SD yang lokasinya lumayan jauh dari rumah. Untunya waktu itu aku punya mobil pribadi second hand yang murah meriah, jadi memudahkan transportasiku. 6. Auction Attendee Tipe perkerjaan yang satu ini pasti akan cocok dengan kamu yang pandai merayu, berjiwa sosial dan lihai di bidang marketing. Ya, Auction Attendee punya tugas yang mengharuskan seseorang membujuk orang lain untuk membeli barang lelang di berbagai event amal atau charity yang hasil keuntungannya akan disumbangkan ke yayasan untuk tujuan sosial. Auction Attendee in Canberra 2016 7. Waiter Function Tipe pekerjaan yang satu ini juga bisa kamu lakoni jik aingin mencari penghasilan tambahan selama kuliah di luar negeri. Tak sulit untuk menjalani pekerjaan sebagai seorang waiter karena kamu hanya perlu menjalankan tugas sebagai penyaji makanan dan minuman untuk para tamu di restoran bintang lima baik di acara pernikahan, kelulusan,atau acara gala dinner. 8. Merchandiser Menjadi merchandiser juga relatif mudah dilakukan kalau kamu ingin menjadi pekerja paruh waktu di luar negeri. Merchandiser sendiri adalah mereka yang bekerja menawarkan produk minuman di restoran, bar,atau di supermarket seperti SPG di Indonesia. Asyiknya, tak hanya mendapat upah, kita juga bisa pulang-membawa minuman sampple gratis. Lumayan kan untuk berhemat? Kuliah dan kerja di Australia 9. Resepsionis Tipe pekerjaan resepsionis juga menjadi salah satu pekerjaan yang banyak dilakukan mahasiswa di luar negeri. Hanya saja untuk menjadi seorang resepsionis kamu harus banyak harus belajar sistem booking dan juga harus bisa multitasking agar tak kerepotan selama bekerja. Jenis pekerjaan ini bisa ditemukan di penginapan, di kantor dan tempat lainnya yang membutuhkan resepsionis di meja depan atau front desk. 10. Baby Sitter Nasyarakat di luar negeri banyak yang tetap membertahankan kariernya dan sibuk bekerja setelah menikah dan memiliki anak, baik pria maupun wanita. Kondisi tersebut malah bisa menguntungkan untuk kamu yang ingin kuliah sambil kerja. Kamu bisa mengambil pekerjaan sebagai Baby Sitter yang tugasnya merawat anak-anak yang kedua orangtuanya bekerja. Ini pekerjaan yang saya lakukan di sela sela jeda kuliah yang satu dengan yang lainnya. Demikian beberapa kerja part time yang bisa kamu lakukan selama kuliah di luar negeri. Penghasilan yang didapat juga bervariasi tergantung tempat kamu bekerja dan jenis pekerjaan yang kamu lakukan. Biasanya pekerja paruh waktu dibayar 15-35 dollar per bulannya. Lumayan kan? Dengan gaji segitu, aku bahkan bisa beli apartemen selama tinggal di Australia lho! Meskipun terdengar gampang, ternyata kuliah di Australia gak segampang yang saya kira. Simak suka dukaku kuliah sambil kerja di luar negeri di link ini. Mau sekolah kuliner sambil bekerja di Australia? Dengan semakin populernya acara memasak di TV dan media-media lain, semakin banyak juga orang menjadi tenar dari skill kulinarinya. Hal ini banyak menginspirasi generasi muda untuk mendalami dan mengembangkan hobi memasak mereka. Untuk mendalami skill memasak kalian, kalian mungkin belajar dengan meniru orang tua atau dari buku-buku tulisan chef ternama. Tetapi untuk lebih mendalami skill memasak, kalian bisa juga sekolah kuliner di Australia sambil bekerja. Kelebihan Sekolah Kuliner di Australia Ada beberapa kelebihan sekolah kuliner di Australia, salah satunya adalah, kota besar di Australia seperti Sydney dan Melbourne merupakan International Food Scene. Selain belajar memasak, kalian juga bisa menikmati berbagai macam makanan yang disiapkan oleh chef ternama dunia. Tentunya hal ini bisa menambah inspirasi masakan kalian. Kelebihan lainnya adalah Pemerintah Australia memperbolehkan pelajar internasional untuk bekerja part time 40 jam per 2 minggu. Kurikulum nya juga mengharuskan pelajar untuk mengikuti kegiatan magang untuk menambah pengalaman praktek. Kalian akan diajarkan dari basic cara penyiapan dan penyediaan makan sehingga kalian mempunyai fundamental di kitchen yang kuat. Australia dekat dengan Indonesia, jadi lebih mudah untuk pulang disaat liburan. Syarat Bagi yang tertarik untuk mendaftar di salah satu sekolah kuliner di Australia, syaratnya tidaklah susah, dokumen yang harus disiapkan juga tidak banyak dan tidak perlu di translate menjadi bahasa Inggris. Yang belum pernah mengambil tes IELTS juga tidak perlu khawatir karena banyak sekolah yang menyediakan English Test pada saat proses aplikasi. Biaya Tergantung sekolahnya, biaya sangat bervariasi dimulai dari Rp 25 juta per 3 bulan. Kami ingin mendengar lebih lanjut tentang cita-cita kalian dan semoga kami dapat membantu proses pendaftaran dan student visa kalian di Australia. Konsultasi dan servis Brightannica gratis, jadi tunggu apa lagi, kontak kami sekarang dan salah satu friendly consultant kita akan dengan senang membantu kalian. Belajar sambil bekerja, serta menjelajahi Australia semakin mudah melalui Brightannica. Agensi Pendidikan dan Imigrasi terbaik yang siap mengutamakan kepuasan Anda. Baca Juga Mau Kuliah Murah Di Australia? Ini Caranya Restika Syarah dengan murid-murid di Little River Primary School, Australia. Sumber Dokumentasi pribadi “Kuliah di luar negeri saat pandemi Corona merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan, terutama apabila mengandalkan biaya sendiri. Di situasi yang tak menentu ini, daya tahan resilience sangatlah diperlukan untuk menghadapi banyak sekali hambatan saat belajar atau bekerja, termasuk hambatan finansial, psikologis, dan sosial.” “Artikel di edisi Indonesia Mengglobal Anniversary Month kali ini akan mengulas kisah Restika Syarah dalam mengarungi kehidupan kuliah diploma dan pekerjaan di Australia, serta caranya untuk tetap bertahan survive di masa pandemi Corona. Di akhir artikel, Restika pun membagikan tips penting untuk pembaca yang berencana berkuliah atau bekerja di luar negeri di masa pandemi.” *** Restika dan awal perjalanan ke Australia Halo Indonesia Mengglobal! Perkenalkan nama saya Restika, seorang lulusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Awal mula perjalanan saya ke Australia itu justru dimulai jauh sebelum memulai kuliah diploma. Di tahun 2017, saya mengikuti seleksi program Asisten Bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh kampus saya dengan Department of Education, Victoria. Setelah mengikuti berbagai rangkaian seleksi, alhamdulillah saya lolos dan ditetapkan sebagai salah satu Asisten Bahasa Indonesia yang akan ditempatkan di wilayah Victoria. Sebenarnya di tahun 2016 saya telah mengikuti seleksi yang serupa, tapi memang belum berhasil lolos. Restika Syarah di pertemuan Victorian Indonesian Language Teachers Association VILTA. Sumber Dokumentasi pribadi Di tahun 2018, saya menjejakkan kaki di Australia untuk pertama kalinya dan langsung bertugas sebagai Language Assistant untuk salah satu sekolah di Lara, Victoria. Jujur, sebenarnya saya tidak ada niatan untuk tinggal lama di sini, tetapi setelah enam bulan bekerja di sini baru muncul keinginan saya untuk stay a little bit longer di Australia. Akhirnya saya menanyakan kepada teman-teman yang memiliki pengalaman untuk studi lanjut dan sambil bekerja di sini, salah satunya adalah program diploma yang memiliki prospek kerja yang tinggi di Australia. Kuliah diploma di Australia? Bagaimana rasanya? Awalnya saya ingin melanjutkan studi di bidang Magister tetapi dirasa sangat berat kalau harus dengan biaya sendiri. Saya juga sudah mendaftarkan diri di berbagai beasiswa, seperti Australia Awards dan Endeavour Scholarship, tetapi sayangnya memang belum diterima. Jadi saya kembali ke niatan awal untuk mendaftar di program diploma. Dalam segi biaya untuk kuliah diploma ini, saya membayar sekitar AUD1,799 per tiga bulan, atau kurang lebih sekitar juta rupiah. Biaya ini tentunya jauh lebih murah dibandingkan dengan program Master yang bisa mencapai AUD15,000 per semester. Saya mencoba mencari informasi jurusan diploma apa yang sesuai dengan latar belakang saya dan yang paling mudah untuk diserap lapangan pekerjaan di Australia. Ada dua jurusan yang paling diperlukan di Australia, yakni Diploma of Nursing dan Diploma of Early Childhood Education. Tentunya saya memilih yang kedua karena kaitan dengan latar belakang saya. Kebetulan juga saya pun sangat berminat untuk area pendidikan anak usia dini. Singkat cerita, saya mendaftarkan diri untuk program Diploma of Early Childhood Education di 4Life College, Australian Learning Group, Melbourne, setelah menyelesaikan pekerjaan saya sebagai Asisten Bahasa Indonesia. Untuk pendaftaran program diploma sebenarnya relatif sama dengan program Bachelor atau Master, di mana kita perlu mengumpulkan beberapa syarat seperti IELTS minimum overall band score motivation letter, dan membayar biaya pendaftaran AUD300. Program diploma ini berdurasi selama 2 tahun, di mana kita akan mendapatkan gelar Certificate III in Early Childhood Education setelah menyelesaikan studi selama 9 bulan. Setelah 9 bulan kuliah, kita memiliki kesempatan untuk bekerja secara profesional sesuai dengan payrate Certificate III. Nanti setelah lulus diploma, maka payrate kita juga naik karena menyesuaikan gelar yang didapatkan. Battling financial and academic needs as a self-funded international student Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi di awal itu adalah tantangan finansial, terutama dalam membayar Overseas Students Health Cover OSHC. Berhubung saya datang dengan pasangan, maka saya harus membayar OSHC yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan mahasiswa single untuk mendapatkan visa studi selama dua tahun. Restika Syarah dan suami. Sumber Dokumentasi pribadi Pada saat itu, saya dan suami hanya mengandalkan tabungan yang kami miliki untuk membayar biaya-biaya di awal untuk keperluan pendaftaran studi diploma, tuition fee, dan OSHC. Setelah membayar biaya-biaya tersebut, sisa uang di tabungan kami hanyalah sekitar AUD3,000, di mana saya dan suami pun saat itu belum mendapatkan pekerjaan. Saya pun mencoba untuk melamar pekerjaan di mana-mana, namun belum diterima. Di tambah lagi, saya belum bisa bekerja di bidang childcare karena belum mendapatkan minimum kualifikasi yaitu Certificate III. Suatu hari saya coba melamar sebagai kitchen assistant di beberapa restoran, tetapi sayangnya belum juga diterima. Akan tetapi, salah satu restoran akhirnya memutuskan untuk menerima saya sebagai salah satu pekerjanya, tetapi saya diminta untuk melepas kerudung. Akhirnya saya tolak tawaran tersebut. Tiga bulan pertama saat saya menjalani program diploma, saya dan suami tidak memiliki penghasilan apa-apa. Oleh karena itu, saya dan suami harus mencoba menghemat pengeluaran. Beruntung bagi kami bahwa di Melbourne ini ada beberapa teman-teman yang membantu. Salah satu contohnya adalah saat kami harus membayar biaya sewa kamar, teman kami, yang juga host dari rumah yang kami sewa, memberikan kompromi atau keringanan saat kami belum memiliki uang sewa. Akhirnya setelah tiga bulan tidak bekerja, saya mendapatkan pekerjaan sebagai Customer Service di salah satu perusahaan. Akan tetapi, saya hanya dapat bertahan selama 6 minggu karena ada ketidakjujuran dalam segi pembayaran dari perusahaan tersebut. Setelah saya tidak bekerja lagi di sana, saya pun menjadi penjaga toko di salah satu pasar terbesar di Melbourne, yaitu Queens Victoria Market. Di saat yang sama, beruntungnya suami saya juga diterima bekerja sebagai pengantar makanan di UberEats. Alhamdulillah, kami memiliki pemasukan sedikit-sedikit untuk menopang biaya sehari-hari. Kesulitan finansial yang saya hadapi tentunya memiliki dampak yang lumayan signifikan bagi performa akademik saya di jenjang diploma. Dalam hal ini, saya sempat sulit berkonsentrasi di kelas dan sering terlambat masuk kelas. Jadi meskipun raga saya ada di kelas, pikiran saya seolah ada di luar kelas. Saya dan suami seringkali berpikiran “Ya sudahlah, kita pulang saja ke Indonesia kalau memang seperti ini”. Beruntung pasangan saya selalu mendengarkan keluh kesah yang saya rasakan. Terlebih lagi, teman-teman saya di Melbourne pun sempat memberikan bantuan pinjaman dana sementara untuk saya agar tetap mampu menjalani kuliah diploma di Australia. Restika dengan teman-teman di Melbourne, Australia. Sumber Dokumentasi pribadi Turning points dalam perjalanan studi dan karir Restika di Australia Akhirnya, setelah 9 bulan kuliah di diploma, saya mendapatkan gelar Certificate III in Early Childhood Education dan diterima bekerja di salah satu lembaga childcare di Melbourne. Bagi saya, ini adalah turning point dari tantangan-tantangan akademik dan finansial yang sempat saya hadapi. Dengan gelar tersebut, kesempatan untuk bekerja sesuai dengan bidang terbuka lebar karena memang sangat diperlukan di Australia. Akhirnya saya mampu berdiri dengan lebih kokoh dengan kondisi keuangan yang lebih stabil berkat pekerjaan yang saya dapatkan hingga saya menyelesaikan studi diploma saya di bulan Maret 2021 di tengah masa pandemi COVID-19 yang sulit ini. Saat ini saya masih meniti karir di bidang childcare di kota Melbourne. Pandemi COVID-19 membuat pekerjaan saya sempat terhenti mulai dari Maret hingga September 2020 karena seluruh pekerjaan yang statusnya casual itu dihentikan karena adanya kasus positif di tempat bekerja saya. Restika saat bekerja di childcare di Melbourne, Australia. Sumber Dokumentasi pribadi Namun demikian, setelah menyelesaikan studi diploma, akhirnya saya beralih status pekerjaan menjadi permanent full-time employee. Dengan status ini, saya mendapatkan kepastian tentang pendapatan yang saya peroleh dari perusahaan. Selain itu, saya pun tetap mendapatkan gaji penuh dari pemilik perusahaan walaupun di saat seluruh warga Melbourne diminta untuk lockdown sementara. Saya sangat rasakan bahwa segala peluh dan keringat yang dikeluarkan selama ini akhirnya terbayar juga. Pesan untuk pembaca yang ingin berkuliah atau bekerja di Australia di masa pandemi Restika berfoto di tempat kerjanya di salah satu childcare di Melbourne, Australia. Sumber Dokumentasi pribadi Dari pengalaman dan tantangan yang saya hadapi, saya sangat belajar untuk menjadi lebih dewasa dan daya tahan survivability saya menjadi lebih kuat lagi. Jujur, dulu saya masih merasa malu atau minder, but I have to change. Saya tidak mau menjadi pendiam dan pemalu terus. Karena saat kita bersosialisasi dan saling mengenal dengan orang lain, kita akan mendapatkan rezeki materi dan non-materi, kemudahan dan pengetahuan lain juga. Intinya kita harus mempersiapkan niat yang kuat terlebih dahulu untuk lanjut studi di Australia. Di awal-awal, kita akan merasakan fase yang sangat menantang terutama dalam segi finansial. Oleh karena itu, pelajari terlebih dahulu hal-hal yang perlu dipenuhi sebelum berangkat ke Australia. Berkaitan dengan peluang karir, ada beberapa aspek yang berbeda antara Indonesia dan Australia, salah satunya tentang resume/CV. Di Australia, resume haruslah padat dan jelas. Hal ini dikarenakan employers hanya akan melihat resume kita selama 5 detik. Jadi pengalaman pendidikan dan pekerjaan atau pengalaman lainnya harus ditekankan. Tetap semangat! *** Editor Yogi Saputra Mahmud

kursus sambil bekerja di australia